Mbappé Tolak Sebutan Penggendong Madrid

0 0
Read Time:2 Minute, 33 Second

Kylian Mbappé menjadi sorotan besar sejak resmi bergabung dengan Real Madrid. Performa impresifnya di awal musim membuat banyak pihak menyebut ia sebagai “penggendong” tim. Namun, dalam wawancara terbaru, Mbappé dengan tegas menolak label tersebut. Ia menegaskan bahwa kemenangan Madrid bukanlah hasil kerja satu pemain, melainkan kontribusi seluruh skuad.


Awal Musim yang Gemilang

Musim 2025/2026 menjadi panggung pembuktian Mbappé. Hanya dalam lima pertandingan pertama, ia sudah mencetak enam gol—empat di La Liga dan dua di Liga Champions. Angka tersebut menegaskan statusnya sebagai striker kelas dunia.

Meski demikian, Mbappé tidak ingin pencapaian individu membuat publik melupakan peran pemain lain. Menurutnya, Madrid memiliki lini serang yang solid, lini tengah kreatif, dan pertahanan yang disiplin.


Reaksi Mbappé Soal Label “Penggendong”

Dalam wawancara dengan CBS Sports, Mbappé ditanya mengenai pendapatnya disebut sebagai “penggendong” Real Madrid. Dengan tenang, ia menjawab:

“Saya bukan penggendong. Real Madrid adalah tim dengan sejarah besar. Tidak ada satu pemain pun yang lebih penting dari yang lain. Semua punya kontribusi.”

Jawaban itu menuai pujian dari para penggemar. Mereka menilai Mbappé tetap rendah hati meski berada di puncak performa.


Arti Sebutan “Penggendong”

Istilah “penggendong” sering dipakai di dunia sepakbola untuk menyebut pemain yang dianggap terlalu dominan dan menjadi penyelamat tim. Namun, sebutan ini sering membawa dua sisi:

  • Positif → menegaskan kualitas luar biasa seorang pemain.
  • Negatif → mengabaikan kontribusi rekan setim.

Mbappé tampaknya memahami risiko label ini, terutama di klub sebesar Real Madrid yang memiliki banyak bintang.


Konteks Real Madrid Musim Ini

Real Madrid musim 2025/2026 tampil konsisten di La Liga dan Liga Champions. Selain Mbappé, ada nama-nama penting lain seperti Vinícius Jr, Jude Bellingham, Eduardo Camavinga, hingga Antonio Rüdiger.

Pelatih Carlo Ancelotti menegaskan bahwa kesuksesan tim berasal dari kerja kolektif, bukan hanya individu. Pandangan ini selaras dengan sikap Mbappé.


Tekanan dan Ekspektasi

Bagi seorang pemain bintang, ekspektasi tinggi adalah hal biasa. Mbappé paham betul dirinya akan selalu jadi sorotan. Namun, dengan menolak label “penggendong”, ia mencoba menjaga mentalitas sehat—baik untuk dirinya maupun tim.

Jika hanya satu nama yang dipuja, pemain lain bisa merasa terpinggirkan. Inilah yang ingin dihindari Mbappé sejak awal kariernya di Madrid.


Reaksi Publik dan Media

Respon penggemar Madrid cukup positif. Banyak yang memuji sikap Mbappé yang tidak egois. Di media sosial, para fan menyebutnya sebagai “bintang yang tahu arti tim”.

Namun, sebagian media tetap melihat fakta bahwa kontribusi gol Mbappé sangat dominan. Apakah ia benar bukan “penggendong”? Diskusi ini diprediksi akan terus berlanjut sepanjang musim.


Perbandingan dengan Legenda Madrid

Dalam sejarah Madrid, ada banyak nama besar yang pernah mendapat label serupa:

  • Cristiano Ronaldo → dianggap “penggendong” era 2009–2018.
  • Raul González → simbol produktivitas di awal 2000-an.
  • Alfredo Di Stéfano → ikon legendaris yang membawa Madrid ke puncak Eropa.

Mbappé memilih jalan berbeda: tetap menolak label individu demi menjaga citra kolektif Madrid.


Kesimpulan

Kylian Mbappé menolak sebutan “penggendong” bukan karena kurang percaya diri, tetapi karena ia paham arti penting kebersamaan dalam sepakbola. Real Madrid adalah klub dengan sejarah panjang, di mana kemenangan lahir dari kontribusi semua lini.

Sikap rendah hati ini bisa menjadi alasan tambahan mengapa Mbappé tidak hanya layak disebut bintang, tetapi juga seorang pemimpin sejati.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %